Kamis, 12 Maret 2009

Msjid Besar UGM



Masjid Besar UGM memiliki desain yang unik pada bentuk bagunan dan ornamn lain yang menghiasinya. Kemegahan masjid ini terlihat pada bentuk atap yang unik dan pengaturan landscape dengan skala landscape yang cukup besar.



Berbeda dengan masjid-masjid lain pada umumnya, masjid yang terletak pada sisi timur kompleks UGM ini terlihat unik bila dilihat secara sekilas, namun bila kita perhatikan lagi dengan mata arsitektur, keunikan-keunikan tersebut dapat melemahkan kekuatan desainnya, khususnya desain yang berkaitan dengan filosofi agama Islam, dan sejarah salahuddin itu sendiri. seperti yang dituturkan oleh Rachmad Resmiyanto dalam blognya tentang bagaimana kedudukan salahuddin sebenarnya di masjid kampus ini?http://jsugmwatch.blogspot.com/2009_03_01_archive.html




Salah satu kekurangan dan terlihat sangat jelas adalah pada penataan landscape yang membuat masjid ini 'kurang' terlihat kemegahannya. Dengan posisi masjid yang berada beberapa meter diatas jalan raya membuat masjid ini tidak mampu memperlihatkan seluruh fasad bangunannya karena tertutup oleh tanah didepannya. Selain itu peletakan banyak pohon disekitarnya membuat masjid tersebut lebih bersifat 'terselubung' dan tertutup. Mungkin pengaturan landcape yang demikian sudah dirancang oleh arsiteknya dengan maksud dan arti-arti tersendiri yang membuat masjid ini memiliki kelebihan tersendiri. Namun hal ini dapat ditepis oleh 'kegunaan lain' dari majid ini yang merupakan tempat peristirahatan. Hal ini membuat masjid ini lebih bersifat terbuka, atau 'terbuka bagi yang tertutup'. Maksudnya terbuka bagi yang mau beristirahat yang biasanya sendiri. http://www.wisnu.staff.ugm.ac.id/blog/masjid-kampus-ugm/



Selain itu peletakan ruang-ruang service yang ada dapat membuat pengunjung yang pertama kali datang kesana merasa bingung karena jalur yang disediakan untuk menuju ruang service dan peletakan ruang service yang susah dijangkau oleh pengunjung.



Berbeda dengan masjid lain pada umumnya, biasanya masjid memiliki sifat 'menerima' dan 'terbuka'. Namun masjid ini malahan lebih tertutup. mungkin desain yang demikian memiliki filosofi lain, hal ini membuktikan bahwa kelebihan dapat menjadi kekurangan.

Mungkin belum ada artikel yang mengkritik tentang masjid UGM ini, namun besar harapan saya agar ktitik dimasukkan ke dalam kategori 'kritik yang membangun'. terimakasih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar