Rabu, 08 Juli 2015

Batu di persimpangan

kenapa kau diam saja saat kau kuinjak? apakah kau yakin kau tidak akan rusak? apakah kau tidak bisa merasakan sakit? atau karena kau tahu banyak orang diluar sana yang sekeras dirimu? ini adalah aku dan aku adalah aku mengapa kalian terus mencoba merubahku? biarlah aku yang menentukan jalanku yang baik biarlah terus berlagu kadang kata terbalik yang terucap olehmu bermain dengan teriakan si bisu untuk melupakan mimpi indah palsu dengan senyum kaubuat semuanya lebih lucu ini adalah aku dan aku adalah aku bermain terus meniti masa baru mencari apa yang akan kau terima dariku hingga kamarku penuh dengan teriakkan kosongku mimpimu itu semuanya tinggal janji yang tinggal di sudut gelap sebelah kanan otakmu akankah kau terus membawa semua ini? dengan tangan disaku kau terus berlalu ini adalah aku dan aku adalah aku kebohongan takkan menjadi nyata solusi yang kuberikan mungkin menjadi candaan bagimu tapi aku tahu aku ada apakah kau tahu itu hanya nafsu? atau aku hanya sebuah batu? jangan kau percaya kata-kataku karena kebohonganlah yang telah menerangi dunia

Kamis, 13 Mei 2010

kota baru parahyangan

Kota satelit adalah sebuah konsep kota dimana kota tersebut terletak di tepi kota besar yang meskipun merupakan sebuah komunitas mandiri, sebagian besar penduduknya tergantung dengan kehidupan di kota besar. Kota satelit merupakan daerah penunjang bagi kota-kota besar di sekitarnya, merupakan ‘jembatan’ masuk atau akses untuk menuju ke kota besar. Biasanya penghuni kota satelit ini merupakan komuter dari kota besar tersebut.

Kota Baru Parahyangan terletak di kabupaten Bandung barat dengan lokasi yang memungkinkan jalur transportasi dapat berjalan dengan baik. Kota baru parahyangan sebagai kota satelit, mempunyai keunikan desain yang berbeda dengan Kota baru lainnya, yaitu dengan menghadirkan visi dan spirit sebagai KOTA PENDIDIKAN, yang akan memberikan kontribusi kepada seluruh penghuni dan masyarakat Bandung. Kota pendidikan ini juga menjadi konsep bagi kota baru parahyangan ini. Spirit pendidikan ini akan disebar pada keseluruhan proyek, baik secara masterplan maupun segmental, yang juga menempatkan institusi formal seperti sekolah dan universitas maupun informal, dengan menghadirkan taman-taman bertema, pusat ilmu pengetahuan & teknologi.

Proses pembangunan kota baru Parahyangan tersebut diawali dengan pembuatan jalan aspal. Pembangunan jalan ini berfungsi unutk pengenalan kepada masyarakat. Setelah pembangunan jalan, di bangun ruko – ruko untuk menarik minat konsumen. Setelah membangun ruko, dibangun perumahan – perumahan tipe menengah kebawah. Setelah itu dibangun sarana – sarana seperti sekolah, swalayan, hotel, rumah sakit dan halte bus. Sejalan dengan pembangunan – pembangunan perumahan yang bertipe menengah keatas sampai saat ini pembangunan fasilitas – fasilitas seperti unversitas, dan perumahan – perumahan bertipe menengah keatas masih dalam pembangunan.


Untuk mewujudkan sebuah kota baru yang berkonsep kota pendidikan, Kota baru parahyangan memiliki beberapa fasilitas yang membuat dirinya pantas disebut sebagai kota satelit berwawasan pendidikan, yaitu:
1. Sundial
Gedung ini berfungsi sebagai jam matahari baik vertikal maupun horisontal. Sundial tipe ini adalah yang pertama dan terbesar di dunia. Dengan tinggi tidak kurang dari 20 meter, sundial ini merefleksikan spirit ilmu pengetahuan sebagai dasar kemajuan manusia didunia. Didukung oleh Menteri Riset dan Teknologi, gedung ini dijadikan sebagai Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPA IPTEK) Jawa Barat,
2. Al Irsyad Satya
Al-Irsyad Satya Islamic School bekerjasama dengan Al-Irsyad Singapura dengan kurikulum yang telah disesuaikan untuk mencapai metodologi pembelajaran muktahir, dimana seluruh pelajaran diberikan dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Al-Irsyad Satya Islami School mempunyai komitmen untuk menciptakan sekolah masa depan. Dengan melakukan investasi untuk memastikan bahwa sekolah ini dilengkapi dengan segala keperluan informasi dan teknologi.
3. Rumah Sakit Cahya Kawaluyan
Sebuah sarana kesehatan muktahir dan bertaraf internasional dengan didukung tim kedokteran dan tenaga medis profesional, akan memberikan jasa pelayanan kesehatan dalam layanan prima.
4. Mason Pine Hotel
Mason Pine Hotel & Resort dirancang dengan konsep family friendly yang menjadikannya sebagai sarana yang tepat bagi rekreasi keluarga maupun aktivitas lainnya.
Dengan fasilitas unggulan diantaranya ; Kolam Renang (Olympic Size), Tenis Indoor - Outdoor, Badminton Indoor, Basket Ball, Fitness dan Aerobic, Spa dan Sauna, Wall Climbing, Skateboard Track, restoran, cafe, kids center dan Convention Hall. Sungguh merupakan tempat yang tepat untuk keluarga menikmati waktu santai dan juga menjamu relasi bisnis
5. Bale Seni Barli
Bale Seni Barli Kota baru Parahyangan sebagai sebuah lembaga yang menitikberatkan pada pengembangan seni dan budaya seperti Seni Lukis, Seni Patung, Seni Musik, Seni Tari dan Seni Vokal, tidak hanya membina siswa (dewasa) untuk menjadi seorang seniman profesional tetapi juga konsen pada peningkatan dan pelestarian kreativitas dan aktivitas seni anak bahkan masyarakat umum dalam bentuk Program Kunjungan yang menyediakan berbagai aktivitas seperti Lukis Kaca, Lukis Terakota, Lukis Kanvas, Jumputan/ Batik dan Seni Musik (Angklung Interaktif)
6. Taman Bertema
Taman tematik disetiap tatar / cluster hunian merupakan implementasi dari pilar pendidikan yang dikemas secara non formal. Desain dan obyek-obyek permainan yang diaplikasikan didalamnya sarat dengan muatan edukasi yang interaktif sekaligus menjadi area terbuka untuk bermain & interaksi penghuni tatar.
7. Bale Pare
Bale Pare merupakan pusat komersial yang mengkombinasikan suasana makan dengan nuansa alam yang nyaman. Pengunjung dapat menikmati makan dalam suasana bertema etnik budaya tradisional dialam terbuka dengan tetap menyediakan fasilitas modern.
8. Shuttle Bus
Layanan Shuttle Bus "Kota Baru Parahyangan" yang telah beroperasi mulai tanggal 30 April 2005. Bis umum yang dilengkapi dengan AC ini melayani trayek KBPa - Leuwi Panjang (PP) via Tol Purbaleunyi dengan melewati jalur - jalur strategis di Kota Bandung. Setiap tatar hunian & fasilitas di KBPa sudah dilengkapi bus-shelter yang merupakan tempat pemberhentian KBPa Shuttle Bus.
9. Cahaya Bangsa Classical School
Cahaya Bangsa Classical School kini telah resmi beroperasi di Kota Baru Parahyangan terhitung sejak bulan Juli tahun 2006. Cahaya Bangsa Classical School merupakan sekolah bertaraf international yang hadir melengkapi fasilitas Kota Mandiri Berwawasan Pendidikan.
10. Bandung Alliance International School
BAIS, salah satu sekolah tertua di Indonesia, telah memperlengkapi para siswanya untuk siap menghadapi tantangan selama lima puluh tahun. BAIS menyeediakan pendidikan yang profesional dan berkualitas dalam mempersiapkan para siswa dalam menghadapi tantangan abad 21 dan memberikan mereka kesempatan untuk memaksimalkan potensi yang Tuhan berikan kepada mereka.

Bagi penghuni cluster kota baru parahyangan, tempat ini menjadi tempat tinggal yang baik dan nyaman. Tersedianya akses jalan tol untuk ke kota, sehingga jarak antara kota baru Parahyangan dengan kota Bandung hanya berjarak ± 15 menit. Selain itu terjaganya kebersihan lingkungan kota Parahyangan tersebut dikarenakan adanya petugas kebersihan yang selalu senantiasa membersihkan kota tersebut di pagi hari dan sore hari. Kemanan kota Parahyangan ini juga terjamin, dikarenakan ketatnya pengamanan di kota baru Parahyangan tersebut. Sehingga orang – orang yang dari luar kota baru Parahyangan beranggapan kota baru tersebut seperti kota “tertutup” yang mana kota baru tersebut hanya khusus atau di prioritaskan untuk penghun – penghuni kawasan kota baru. Dan orang – orang yang bekerja sebagai pengurus kota baru atau fasilitas yang terdapat di kota tersebut bias masuk ke kota baru Parahyangan dengan leluasa. Sedangkan untuk orang – orang yang tidak berkepentingan dengan kota tersebut sangat susah untuk masik ke wilayah kota baru Parahyangan tersebut.

Karena masih dalam perkembangan kota baru ini masih bisa berubah dalam bentuk fisik maupun konsepnya. Masih banyak pembangunan sarana – sarana untuk memenuhi kebutuhan penghuni di kota baru tersebut. Perkembangan kota baru dilihat dari kemajuan fasilitas kota baru tesebut sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan penghuni dalam kota tersebut. Ditinjau dari konsep kota satelit, kota baru parahyangan masih bisa menjadi kota satelit dalam kurun waktu yang lama. Karena kota baru tersebut dibangun di sekitar area perkantoran, selain itu banyak penduduk yang tinggal di situ telah bekerja di kota.

lansekap di gereja Puh Sarang

Gereja puh sarang yang terletak di Semen, Kediri, dibangun oleh Ir. Heendricus Maclaine pada tahun 1931. Desain gereja ini terinspirasi dari arsitektur jawa kuno (majapahit) dan arsitektur eropa . Pada masa pembangunannya, arsitek telah mengetahui potensi masyarakat di kawasan Puh Sarang, yaitu pengrajin batu. Oleh karena itu Arsitek memanfaatkan kelebihan tersebut dengan menggunakan batu (batu kali utuh) sebagai material utama dari gereja ini yang diambil dari daerah sekitar pembangunan gerja ini.
Dari gerbang masuk gereja dapat langsung kita lihat bentuk atap bangunan gereja yang berbentuk seperti kapal besar, yang menggambarkan kapal Nuh yang berada diatas bukit dan siap untuk menyelamatkan pengikut-pengikutnya dari bencana yang akan datang. Dalam kompleks gereja ini juga memasukkan banyak sekali cerita-cerita dari Alkitab sebagai desain lansekapnya.
Di kompleks Puh sarang terdapat 2 area yang berbeda dan dihubungkan dan dijadikan satu oleh satu area transisi, yaitu area Gereja dan Goa maria yamg dihubungkan oleh area perdagangan. Pada mulanya, kedua area ini merupakan area yang terpisah dengan fungsi yang berbeda. Yang menarik adalah bagaimana cara menempatkan area perdagangan diantara kedea area ini. Fungsi baru yang ada di area perdagangan dapat memenuhi kebutuhan di kedua area yang terpisah diperlihatkan oleh barang-barang yang dijual di area transisi yaitu area perdagangan. Pengunjung yang dating dari area gereja menuju area goa Maria dapat membeli tempat air di area perdagangan. Begitu pula pengunjung yang dating dari area goa Maria menuju ke area gereja dapat membeli lilin yang kemudian dapat digunakan di area gereja. Kios-kios yang terdapat disii juga memiliki desain yang terbuka sehingga dapat memudahkan pengunjung untuk dapat melihat sekaligus berjalan tanpa menghambat perjalanan mereka.
Lansekap di area Gereja
Yang membuat saya tertarik di area gereja adalah bagaimana arsitek memainkan batu sebagai material utama untuk bahan pembentuk lansekap. Perhitungan jumlah baru yang seimbang antara bagian kiri dan kanan suatu fasad, hingga bagaimana batu disusun sehingga dapat memberikan ‘jalan’ bagi air hujan yang melewati sela-sela batu tersebut. Dari gerbang masuk. Kita dapat langsung melihat gerbang Saint Josef dan Henricus Tower yang berfungsi sebagai penanda jalan masuk bagi pengunjung. Di sebelah kir jalan masuk utama kita dapat melihat sebuah lonceng dan sebuah pahatan yang menceritakan kisan Adam. Pembatas jalur sirkulasi diberikan fungsi yang dapat memaksa pengunjung dapat duduk dan berkumpul dengan nyaman. Ukiran-ukiran batu yang menceritakan kisah di Alkitab dan diletakkan di sisi jalur sirkulasi menjadi alur cerita tersendiri dalam perjalanan kita menuju gereja. Ukiran ini juga dapat menjadi tempat berhenti bagi pengunjung ketika ia melihat ukiran ini. Perbedaan bentuk atap antara atap gereja dan bangunan lainnya memberikan ciri khas tersendiri yang memberikan kemudahan bagi pengunjung jika ingin berpindah ke bangunan yang berbeda fungsi, misalnya toilet. Vegetasi yang terdapat di area gereja juga diatur menurut fungsi area disekitarnya. Pohon-pohon peneduh banyak digunakan di sekita r jalur sirkulasi agar dapat memberikan bayangan bagi pengunjung yang melewatinya. Di sekitar gedung serbaguna, dapat kita temukan banyak pohon bambu yang menurut saya sengaja ditanam disana agar dapat memberikan rasa damai dengan suara angin yang melewati daun-daun bambu dan sesekali terdengar gemeretak batang bambu yang memberikan suasana yang tenang. Jalur sirkulasi yang memiliki banyak sekali simpul atau pertemuan memberikan banyak kemudahan bagi pengunjung agar tidak menemukan banyak jalan memutar.
Lansekap di area perdagangan (area transisi)
Area ini memiliki alur yang monoton ketika kita melihat di sisi-sisi jalur sirkulasi hanya terdapat kios-kios yang sama. Namun ketika kita melihat barang-barang yang dijual, ternyata area ini memiliki nilai lebih bagi kedua area lainnya. Barang-barang yang dijual di area ini merupakan barang-barang yng biasanya dibutuhkan pengunjung di area Gereja maupun area goa Maria (seperti tempat air dan lilin). Hal ini membuktikan bahwa area ini telah menjalankan fungsinya dengan baik sebagai area transisi yang menghubungkan area goa Maria dan area Gereja.
Lansekap di area Goa Maria
Setelah melewati area pertokoan sebagai area transisi antara area gereja dan area goa Maria, kita menemukan sebuah gerbang berbentuk busur seperti gerbang-gerbang lainnya tanda kita telah memasuki area yang baru. Di area ini terdapat banyak perkerasan, khususnya di bagian depan goa yang berfungsi sebagai jalur sirkulasi dan tempat untuk duduk dan berdoa. Goa Maria memiliki lansekap yang cukup unuk dengan bentuk busur dengan goa Maria sebagai pusatnya, sedangkan patung Bunda Maria ditempatkan agak ke kiri dari pusat busur tersebut. Sekali lagi, di area ini banyak memiliki simpul pada jalur sirkulasinya. Tumbuh-tumbuhan hijau pendek ditanam di sisi jalur sirkulasi sebagai pengarah dan pembatas ruang, sedangkan tumbuhan tinggi ditata sedemikian rupa agar dapat menaungi pengunjung yang ada di sini. Selain itu pengaturan lansekap yang unik juga terlihat di jalan salib, dimana pengunjung ‘dipaksa’ untuk berjalan mengikuti jalur yang telah ada. Di jalur ini terdapat sequence yang sekaligus menceritakan kronologi Yesus ketika penyaliban.
Secara garis besar, konsep utama dari gereja ini adalah perjalanan sejarah yang ditulis di Alkitab.
Evaluasi
Sequence-sequence yang terdapat di kawasan ini telah memiliki pergeseran fungsi, dimana terdapat sequence yang digunakan oleh pedagang untuk berjualan. Hal ini dapat merusak maksud utama dari peletakan sequence. Diharapkan kepada pihak pengurus agar dapat mengatur ulang lokasi perdagangan yang berada diluar area perdagangan agar dapat memberikan penataan yang baik, dan kemudahan bagi semua pihak.
Sebagai area transisi, kawasan perdagangan akan sering dilewati oleh pengunjung. Pentingnya pohon sebagai peneduh memang penting untuk digunakan di area ini, namun dengan kurangnya pohon sebagai peneduh dapat memaksa pengunjung untuk mampir ke kios-kios yang ada di sisi jalur sirkulasi. Hal ini tentu saja memberikan keuntungan bagi pemilik kios, namun tidak dapat dihindari, bahwa kawasan ini adalah kawasan yang memilki suhu udara yang paling panas diantara area lainnya.
Tangga berfungsi untuk mengantarkan pengunjung ke tingkat elevasi tanah yang lebih tinggi, namun hal ini menjadi memiliki kelemahan ketika kita lihat tidak adanya fasilitas ram untuk pengguna kursi roda atau kereta bayi. Hal ini tentu saja menjadi salah satu kekurangan pengaturan lansekap di kawasan ini.
Dengan banyaknya simpul pada jalur sirkulasi, pengunjung dapat menjadi bingung ketika ia harus memilih jalan mana yang ia pilih. Jalur utama yang ada menjadi kurang digemari ketika terdapat jalan kecil yang lebih dekat (jalan memotong).

Jumat, 16 Oktober 2009

analisis belalang (dissostura sp)



setelah meneliti sekitar 5 minggu tentang struktur tubuh belalang, cara gerak, ampe bagian2 terkecil, akhirnya ketemu juga apa yang dosen ingin.....mungkin seperti ini


tapi sayangnya tiap orang dalam kelompok membahas bagian badan yang berbeda....dan saya hanya membahas tentang perut belalang....kalo di sambungin ma arsitektur....bisa banget...

Senin, 30 Maret 2009

Sustainability@UKDW

Sustainability adalah salah satu syarat yang menentukan kualitas suatu bangunan atau ruang yang dalam konteks ini dilihat dari faktor elemen fisik, persepsi, aktifitas, dan waktu.
UKDW merupakan salah satu universitas kristen yang terdapat di Yogyakarta (informasi tentang kampus ini dapat dilihat pada website http://id.wikipedia.org/wiki/Ukdw . Bangunan gedung di UKDW dibagi kedalam beberapa blok. Telah terjadi berbagai perubahan pada bangunan UKDW ini. beberapa perombakan, penambahan, dan lainnya yang membuat bangunan kampus ini 'merubah wajahnya'. Yang menjadi permasalahannya adalah apakah kampus UKDW ini dapat tetap sustain pada tahun-tahun berikutnya?
Untuk mencari perkiraan dari ke’sustain’an ruang tersebut, kita lihat faktor-faktor sustainable dibawah.



Elemen fisik
Elemen-elemen fisik yang terlihat menyatu, walaupun bangunan-bangunan ini dibangun pada waktu yang berbeda, namun dapat terlihat bahwa faktor keserasian masih 'menyatukan' mereka. yang terlihat sangat jelas adalah pada kantilever yang ada di hampir seluruh kompleks bangunan UKDW ini.
Persepsi
Kampus ini merupakan tempat berbagai kegiatan ,pembelajaran (maksud saya disini adalah pembelajaran dalam berbagai bidang, karena hidup kita penuh dengan kata belajar).

Aktivitas
Kampus UKDW merupakan sebuah sarana pendidikan. namun selain aktivitas belajar, berbagai aktivitas lainnya berjalan untuk mendukung kegunaan utamanya sebagai sarana pendidikan.

Waktu
Dengan bermunculannya bangunan baru di kempus UKDW ini beberapa tahun ke belakang, maka tidak menutup kemungkinan bahwa pada tahun-tahun kedepan akan muncul pula bangunan-bangunan lainnya seiring dengan bertambahnya jaman dan tingginya kebutuhan akan belajar.

Sustainable architecture atau dalam bahasa Indonesianya adalah arsitektur berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur (Probo Hindarto: http://www.astudio.id.or.id/artkhus54sustainable_architecture.htm )

UKDW merupakan kampus yang berdiri ditengah hiruk pikuk kota Yogyakarta. Dengan posisinya sebagai sebuah sarana pendidikan, UKDW dapat dibilang telah menjadi kampus yang 'dibicarakan' oleh masyarakat. namun sampai sejauh mana dan siapa saja yang 'kenal' kampus ini?. Sosialisasi kampus ini dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menjadikan kampus ini lebih 'sustain'.
menurut saya yang membuat sesuatu itu 'sustainable' adalah bagaimana ia bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. dengan kemampuan sosialisasi yang tinggi, sesuatu dapat memiliki tingkat adaptasi yang tinggi, sehingga ia dapat mengikuti dan bertahan.

Kamis, 12 Maret 2009

Msjid Besar UGM



Masjid Besar UGM memiliki desain yang unik pada bentuk bagunan dan ornamn lain yang menghiasinya. Kemegahan masjid ini terlihat pada bentuk atap yang unik dan pengaturan landscape dengan skala landscape yang cukup besar.



Berbeda dengan masjid-masjid lain pada umumnya, masjid yang terletak pada sisi timur kompleks UGM ini terlihat unik bila dilihat secara sekilas, namun bila kita perhatikan lagi dengan mata arsitektur, keunikan-keunikan tersebut dapat melemahkan kekuatan desainnya, khususnya desain yang berkaitan dengan filosofi agama Islam, dan sejarah salahuddin itu sendiri. seperti yang dituturkan oleh Rachmad Resmiyanto dalam blognya tentang bagaimana kedudukan salahuddin sebenarnya di masjid kampus ini?http://jsugmwatch.blogspot.com/2009_03_01_archive.html




Salah satu kekurangan dan terlihat sangat jelas adalah pada penataan landscape yang membuat masjid ini 'kurang' terlihat kemegahannya. Dengan posisi masjid yang berada beberapa meter diatas jalan raya membuat masjid ini tidak mampu memperlihatkan seluruh fasad bangunannya karena tertutup oleh tanah didepannya. Selain itu peletakan banyak pohon disekitarnya membuat masjid tersebut lebih bersifat 'terselubung' dan tertutup. Mungkin pengaturan landcape yang demikian sudah dirancang oleh arsiteknya dengan maksud dan arti-arti tersendiri yang membuat masjid ini memiliki kelebihan tersendiri. Namun hal ini dapat ditepis oleh 'kegunaan lain' dari majid ini yang merupakan tempat peristirahatan. Hal ini membuat masjid ini lebih bersifat terbuka, atau 'terbuka bagi yang tertutup'. Maksudnya terbuka bagi yang mau beristirahat yang biasanya sendiri. http://www.wisnu.staff.ugm.ac.id/blog/masjid-kampus-ugm/



Selain itu peletakan ruang-ruang service yang ada dapat membuat pengunjung yang pertama kali datang kesana merasa bingung karena jalur yang disediakan untuk menuju ruang service dan peletakan ruang service yang susah dijangkau oleh pengunjung.



Berbeda dengan masjid lain pada umumnya, biasanya masjid memiliki sifat 'menerima' dan 'terbuka'. Namun masjid ini malahan lebih tertutup. mungkin desain yang demikian memiliki filosofi lain, hal ini membuktikan bahwa kelebihan dapat menjadi kekurangan.

Mungkin belum ada artikel yang mengkritik tentang masjid UGM ini, namun besar harapan saya agar ktitik dimasukkan ke dalam kategori 'kritik yang membangun'. terimakasih


Rabu, 26 November 2008

forgotten hallway




The Forgotten Hallway........Sebutan ini mungkin cocok untuk ruang ini.
Ruang yang terletak di belakang kampus UKDW Yogyakarta ini memang selalu terlihat kosong, dan tidak produktif. Entah bermula dari ide yang seperti apa, namun di lorong ini terdapat sebuah beton berukuran kurang lebih 80/300cm dengan sink di tengahnya. Mungkin pada awalnya ruang ini diperuntukan sebagai area servis, namun dengan keadaannya yang kurang terawat, maka pendapat saya tersebut dapat ditepis dengan mudah.

…Lalu tempat apakah ini…???


Lorong yang panjang dan terlihat sempit ini terlihat berangsur-angsur hanya menjadi tempat pembuangan barang-barang yang tidak terpakai.
Jika dikaitkan dengan pengalaman saya di stasiun Tawang Semarang dulu, tempat ini sangat bertolak belakang dengan pengaturan dan perencanaan landscape di Tawang. Atau mungkin ini hanya tanah sisa dari pembangunan gedung atau memang diperuntukkan untuk sesuatu.

….Saat ini semua itu masih misteri

Selasa, 11 November 2008

tugas teori arsitektur 1

Stasiun kereta api 'Tawang' adalah sebuah stasiun kereta api tertua di ibukota Jawa Tengah, Semarang. Setelah mengunjungi tempat ini, saya mendapatkan beberapa masukan baru tentang perancangan ruang dan 'landscaping' yang mungkin memberikan saya satu cara pandang baru tentang perancangan ruang. Megahnya stasiun 'Tawang' terlihat tertutupi dengan banyaknya pohon-pohon besar didepannya, namun jika saya perhatikan lagi, ternyata ada yang terlupakan atau malah dilupakan oleh pengurus bangunan tersebut, baik dari pihak stasiun, maupun dari pemerintah, yaitu ide awal arsitek JP de Bordes pendiri stasiun 'Tawang' tersebut. Jika kita melihat ke arah depan (ke arah jalan raya dari stasiun tawang), terlihat sebuah penampungan air yang semata-mata tidak 'disimpan' disana sebagai hiasan, karena setelah kita berjalan lebih jauh lagi dari stasiun 'Tawang', terlihat stasiun 'Tawang' yang berdiri dengan megah.
Dapat saya bayangkan bila tidak ada pohon-pohon besar yang menutupinya. Mungkin karena hal ini arsitek stasiun Tawang, JP de Bordes menempatkan sebuah kolam penyimpanan air didepan stasiun 'Tawang'.... agar pengunjung dapat menikmati kemegahan dari stasiun tawang tersebut. memeang bila saya melijat ke arah stasiun 'Tawang' dari seberang kolam penampungan air tersebut, tidak ada bangunan lain yang menutupinya.
Namun tidak hanya sampai situ saja ketakjuban saya pada perancangan ruang yang arsitek JP de Bordes buat. Selain ruang terbuka yang memberikan pandangan utuh pada stasiun 'Tawang' tersebut, ternyata jalan-jalan di depan stasiun tersebut memiliki maksud yang sama, yaitu agar stasiun 'Tawang' ini dapat terlihat dengan baik.
Pelajaran yang dapat saya ambl dari perjalanan kemarin adalah bahwa agar sebuah bangunan dapat dinikmati oleh pengunjung atau orang lainnya kita dapat mengolah landscape dan penataan ruang di sekitar bangunan tersebut.